Pertempuran Laut Aru Antara Indonesia Dan Belanda Menewaskan Komodor Yos Sudarso Dan Umar Dani

Cari bengkel motor Yamaha terdekat di Pontianak untuk perbaiki cat motor, ban, lampu, knalpot, shokbreaker, injeksi? Cek daftar jam buka, review, nomor telepon, foto, gambar dan informasi bengkel motor lainnya.

Privasi Anda Silakan baca Kebijakan Privasi

Persetujuan Kebijakan Data Pribadi (“Kebijakan Privasi”) Kebijakan Privasi ini berlaku sejak tanggal 25 Maret 2022, terakhir diperbaharui tertanggal 17 Oktober 2024.

Terima kasih telah mengunjungi laman website official Astrido Toyota. Laman Website ini kami sediakan untuk melayani pelanggan setia Toyota untuk melakukan pembelian Produk Toyota (unit kendaraan mobil baru, aksesoris, suku cadang, dan/atau Layanan Pemeriksaan dan Perbaikan).

PT Astrido Jaya Mobilindo (“Astrido”) dan/atau Pihak Ketiga yang bekerjasama dengan Astrido (secara bersama-sama, selanjutnya disebut “Pihak Ketiga atau “Kami”) ingin memberikan pengalaman terbaik agar anda mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai Produk dan Layanan yang kami sediakan. Privasi dan keamanan data pribadi Anda akan selalu menjadi hal penting bagi kami karena kami menghormati hak privasi anda. Oleh sebab itu, kami ingin menjelaskan secara transparan tentang bagaimana dan mengapa kami mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menggunakan, menyimpan, memusnahkan dan kepada siapa kami membagikan data pribadi Anda, ketika dan bagaimana Anda memilih untuk membagikan data pribadi Anda.

Kebijakan Privasi ini serta hak dan kewajiban Astrido, Pihak Ketiga dan Anda dibuat berdasarkan undang-undang dan hukum yang berlaku di Indonesia terkait perlindungan data pribadi yang meliputi Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik serta amandemen dan peraturan turunan dan terkait mana pun yang berlaku (Peraturan Data Pribadi”). Secara khusus, aktivitas Astrido dan/atau Pihak Ketiga dalam melakukan pemrosesan Data Pribadi Anda berdasarkan Kebijakan Privasi ini dilandasi oleh persetujuan Anda dan/atau dasar lain yang merupakan landasan dan dasar yang sah berdasarkan Peraturan Data Pribadi.

Kami mengetahui pentingnya perlindungan Data Pribadi dan berkomitmen untuk melindungi Data Pribadi.

Jika Anda, berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, merupakan pihak yang di bawah umur, dalam pengampuan atau memerlukan wali, maka Anda diharuskan untuk menyertakan wali atau perwakilan Anda untuk membaca Kebijakan Privasi ini dan menyetujui penggunaaan Anda atas produk dan layanan kami berdasarkan syarat dan ketentuan Kebijakan Privasi ini. Dalam kasus dimana persetujuan langsung dari wali atau perwakilan hukum Anda diperlukan, Anda harus mendapatkan persetujuan tersebut atas tanggung jawab Anda sendiri.

Kebijakan Privasi ini merupakan bagian esensial dan tidak terpisahkan dengan produk dan layanan kami yang tanpanya produk atau layanan kami tidak akan berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, jika Anda tidak menyetujui Kebijakan Privasi ini, atau jika wali atau perwakilan Anda tidak setuju dengan Kebijakan Privasi ini, Anda tidak dapat menggunakan Produk atau layanan kami.

Guna melindungi hak privasi sesuai dengan Peraturan Data Pribadi dan untuk senantiasa meningkatkan kualitas produk/layanan, Anda selaku Pemesan/Pembeli memberikan persetujuan kepada Astrido dan/atau Distributor untuk:

Apabila terdapat data pribadi di luar Data Pemesan/Pembeli yang tercantum dalam formulir ini, maka Pemesan/Pembeli menyatakan dan menjamin bahwa Pemesan/Pembeli telah mendapatkan persetujuan dan/atau izin dari pemilik data pribadi tersebut. Pemesan/Pembeli bertanggung jawab penuh atas pencantuman, penggunaan, termasuk kebenaran data pribadi tersebut, serta membebaskan Astrido dan/atau Distributor dari dan atas semua tanggung jawab, kerugian, klaim yang akan atau mungkin timbul akibat pencantuman dan/atau penggunaan data pribadi di luar Data Pemesan/Pembeli dalam formulir Pemesan/Pembeli berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam hal Pemesan/Pembeli ingin memperbaiki data, mengakhiri pemrosesan, menarik persetujuan, mengajukan keberatan, membatasi pemrosesan data dirinya secara proporsional, menghapus, serta hak lain sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, Pemesan/Pembeli dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Astrido.

Dengan Anda mengisi formulir yang kami sediakan dan/atau mengakses di Laman Website ini, Anda dengan sadar dan sukarela memberikan persetujuan kepada Astrido atas Data Pribadi Anda.

Informasi ini akan menjelaskan maksud dan tujuan Kebijakan Privasi ini secara rinci dibawah ini :

Kami dapat mengumpulkan dari Anda berbagai informasi Pribadi termasuk hal-hal berikut, dalam bentuk lisan atau tertulis atau dengan cara memotret, menduplikat, merekam, media perekam elektromagnetik, email, mengisi formulir, pemasukan data di dalam internet, atau cara lain apapun.

a. Berikut ini adalah data pribadi yang diberikan oleh anda atau dikumpulkan oleh kami yang meliputi nama, alamat, kode pos, jenis kelamin, usia, tanggal lahir, nomor telepon, nomor faksimili, alamat email, pekerjaan, tempat kerja, nomor Surat Izin Mengemudi, nomor paspor, KTP, KK, NPWP, akun media sosial, foto/film yang diambil atau direkam, suara, informasi tentang produk/layanan yang dipesan atau dibeli, riwayat dan perincian pembelian dan pembayaran anda dan informasi yang demikian memungkinkan identifikasi seorang individu tertentu.

Sebagian data pribadi yang kami minta untuk anda berikan diperlukan agar anda mendapatkan informasi lebih lanjut terkait produk/layanan kami. Anda juga memiliki pilihan untuk memberikan Data Pribadi tambahan kepada kami agar Anda dapat lebih mempersonalisasi akun anda.

b. Berikut ini adalah data pribadi anda yang dapat kami kumpulkan ketika anda mengakses dan/atau menggunakan Laman Website, meliputi :

Untuk akses laman Website kami, kami dapat menggunakan aplikasi pemetaan pihak ketiga (seperti Google Maps) dan/atau layanan lokasi perangkat anda untuk membantu anda memverifikasi alamat anda.

c. Kami mengumpulkan Data Pribadi mengenai Anda dari berbagai pihak. Sumber pihak ketiga ini berbeda-beda dari waktu ke waktu dan meliputi berikut ini:

d. Ketika anda selesai mengisi suatu formulir, menjawab suatu survey atau kuesioner, atau mengikuti suatu kontes, kami mengumpulkan Data Pribadi yang anda berikan.

Kami akan menggunakan Informasi Pribadi yang dikumpulkan sejauh diperlukan untuk mencapai tujuan berikut :

Data pribadi Anda akan Astrido bagikan kepada Pihak Ketiga manapun untuk melaksanakan operasional usaha kami sehari-hari dan untuk memungkinkan kami tetap mempertahankan dan menyediakan layanan informasi kepada Anda.

Astrido akan mengungkapkan atau memberikan Informasi Pribadi kepada Pihak Ketiga dengan tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Kami menyimpan data pribadi anda dengan cara enkripsi untuk tujuan bisnis yang sah dan penting, seperti menjaga layanan Laman Website kami, membuat keputusan bisnis berdasarkan data dan akses pada website kami, mematuhi kewajiban hukum kami, dan untuk menyelesaikan sengketa. Kami menyimpan sebagian dari data pribadi anda selama masih diperlukan untuk mencapai tujuan penggunaan informasi pribadi sebagaimana ditentukan di dalam Bagian 2 dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Apabila anda meminta, kami akan menghapus data Pribadi anda agar data tersebut tidak lagi mengidentifikasi anda, kecuali apabila secara hukum diperbolehkan atau disyaratkan untuk menyimpan data pribadi tertentu atau menyimpan data dengan cara menganonimkan data atau menerapkan pseudonomisasi, termasuk pada situasi berikut ini:

Kami akan membagikan data pribadi anda secara global kepada Pihak Ketiga untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dan mencapai tujuan yang disebutkan dalam Kebijakan Privasi ini. Kami juga dapat mensubkontrakkan pemrosesan kepada, atau membagikan data pribadi Anda kepada, pihak ketiga yang berlokasi di negara selain negara anda. Dengan demikian, data pribadi anda mungkin tunduk pada hukum privasi yang berbeda dengan yang berlaku di negara anda.

Dalam hal tersebut, kami akan memastikan bahwa pengiriman data pribadi anda dilaksanakan sesuai dengan hukum privasi yang berlaku dan, khususnya langkah-langkah kontraktual. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai langkah-langkah keamanan yang kami gunakan untuk melindungi data pribadi anda, anda dapat merujuk ke Bagian 6 “Menjaga Keamanan Data Pribadi Anda” dari Kebijakan ini.

Kami berkomitmen untuk melindungi data pribadi para pengunjung Laman Website. Kami menerapkan langkah-langkah teknis yang sepatutnya untuk membantu melindungi keamanan data pribadi anda; namun harap dimaklumi bahwa tidak ada sistem yang akan sepenuhnya aman. Kami telah menerapkan berbagai kebijakan, termasuk kebijakan pseudonimisasi, enkripsi, akses dan penyimpanan untuk menjaga data pribadi dari akses yang tidak sah dan penyimpanan data pribadi yang tidak diperlukan dalam sistem kami.

Kami dapat mengubah Kebijakan Privasi ini kapan saja untuk menanggapi persyaratan hukum dan peraturan perundang-undangan yang baru berlaku atau untuk alasan lain. Kebijakan Privasi yang diubah akan dipublikasikan di halaman web ini dan akan berlaku setelah publikasi tersebut. Jika Anda terus menggunakan produk atau layanan kami setelah perubahan, Anda akan dianggap telah menyetujui Kebijakan Privasi yang diubah tersebut.

Dengan ini Anda menjamin dan bertanggung jawab atas keakuratan Informasi Pribadi yang Anda berikan. Kami tidak, dalam hal apapun, bertanggung jawab atas keakuratan Informasi Pribadi apapun yang Anda berikan.

Terima kasih telah membaca Kebijakan kami. Apabila anda memiliki pertanyaan terkait dengan Kebijakan ini, anda dapat menghubungi kami melalui link berikut ini:

Link : https://toyotaastrido.co.id/hubungi-kami/

Dengan ini, saya secara sadar, sukarela dan dengan telah membaca seksama dan mempelajari hal-hal yang diuraikan dalam Kebijakan Privasi ini, mengetahui, mengakui, dan menyetujui hal-hal yang disebutkan dalam Kebijakan Privasi dalam bentuk tanda tangan dalam suatu formulir dan/atau dalam bentuk “klik accept/ya” di dalam sistem elektronik yang dimiliki/disediakan oleh kami.

Sekitar 25 persen dari wilayah Panama dilindungi oleh 16 taman nasional dan 50 kawasan lindung lainnya. Panama  termasuk kaya akan keanekaragaman flora dan fauna, bahkan diperkirakan terdapat lebih dari 900 spesies burung dan lebih dari 1500 spesies pohon.

Satwa liar Panama mencakup mamalia seperti trenggiling, dan armadillo yang berasal dari Amerika Selatan serta jaguar, tapir, dan rusa yang aslinya berasal dari Amerika Utara. Kekayaan fauna Panama adalah beberapa spesies penyu raksasa, yang bertelur di pantai. Beberapa daerah yang sebanding memiliki jumlah spesies burung yang lebih banyak, baik yang menetap maupun yang bermigrasi.

Taman dan cagar alam nasional menempati sekitar seperenam dari luas daratan negara. Taman Panama terkenal dengan hutan hujan tropisnya yang rimbun dan satwa liar yang melimpah. Wilayah Darién di Panama timur adalah situs taman nasional yang dibuat pada tahun 1980 dan ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun berikutnya. Taman Nasional La Amistad didirikan pada tahun 1988 bersama dengan kawasan Talamanca Range–La Amistad yang dilindungi di Kosta Rika; kedua zona tersebut ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia lintas batas pada tahun 1990. Di antara taman nasional lainnya adalah Chagres (1984), Portobelo (1976), dan Coiba (1991).

5. Jelajah Hutan Sendero Los Quetzales

Untuk wisatanya, Panama yang terletak di tengah laut Karibia dan Samudera Pasifik sangat kaya akan wisata bahari. Salah satunya Pulau Diabla, yang terpisah dari kota utama namun letaknya di timur lautan Kota Panama.

Pulau Diabla ini sering disebut Pulau Setan, lantaran sering terjadi kecelakaan kapal karam yang menurut penduduk juga mitos, tapi keseraman pulau inilah yang membuat Pulau Diabla ini terkenal dikalangan traveler penasaran untuk berkunjung. Selain itu ada Playa El Palmar yang menjadi rekomendasi untuk peselancar, Playa El Palmar ini berada di tengah negara Panama.

Destinasi menarik lainnya adalah Isla Taboga yang jaraknya 20 km dari kota Panama. Isla Taboga ini menjadi salah satu tempat favorit wisatawan karena aneka aktivitas air seperti bermain jet ski, speed boat, dan memancing. Selain pelancong juga bisa menikmati pemandangan sembari berjemur, atau bejalan-jalan sambil menghirup udara segar.

Untuk Anda yang suka berpetualang, maka Sendero Los Quetzales ini berada di dekat kota kecil yang bernama Cerro Punto bisa menjadi tujuan. Tempat ini memiliki jalan setapak paling indah di Panama sehingga saat melakukan rute 9 km wisatawan bisa menikmati pemandangan indah. Pengunjung juga akan dimanjakan degan pemandangan hutan Parue Nacional Volcan Baru, pegunungan di atas Boquete serta menyewa jasa tour guide untuk menjelajai keindahan alam Sendero Los Quetzales.

KOMPAS.com - Perang Kemerdekaan Indonesia terjadi sejak 1945 hingga 1949, yang menjadi puncak perjuangan bangsa Indonesia.

Meskipun sudah resmi merdeka sejak 17 Agustus 1945, masih banyak pihak yang belum bisa menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan Sekutu.

Akibatnya, pertempuran pun terjadi pada masa Revolusi Kemerdekaan yang memakan korban mencapai ribuan jiwa.

Baca juga: Dampak Negatif Konferensi Meja Bundar

Latar belakang terjadinya perang kemerdekaan Indonesia adalah keinginan Belanda dan Sekutu untuk kembali menguasai Nusantara.

Satu bulan setelah Indonesia dinyatakan merdeka, tepatnya tanggal 29 September 1945, Sekutu datang.

Sekutu yang dalam hal ini adalah Inggris, sudah membentuk satuan komando bernama SEAC mengirim pasukan mata-mata untuk melihat kondisi di Indonesia setelah kependudukan Jepang pada 1942 silam.

Rupanya, saat itu, Sekutu datang dengan diboncengi oleh NICA (Nederlands Indies Civil Adminstration), yaitu pemerintahan sipil Belanda yang bertujuan untuk kembali berkuasa di Indonesia.

Inggris yang ditugaskan ke Indonesia ternyata diam-dian sudah mengadakan perjanjian rahasia bersama Belanda yang disebut Civil Affair Agreement pada 24 Agustus 1945 silam.

Isi Civil Affair Agreement adalah tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.

Sekutu mendarat pertama kali di Tanjung Priok, yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison.

Awalnya, kedatangan Sekutu di Indonesia disambut dengan baik.

Namun, setelah mengetahui bahwa Sekutu datang dengan diboncengi NICA yang secara gamblang ingin kembali menegakkan kekuasaan di Indonesia, maka reaksi pihak Indonesia terhadap Sekutu berubah.

Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.

Suasana sekitar saat Pertempuran Ambarawa terjadi

Baca juga: Kronologi Pertempuran Surabaya

Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 Oktober 1945, ketika Sekutu yang dipimpin oleh Brigjen Bethel mendarat di Semarang.

Setelah itu, pasukan Sekutu yang sedang berjalan menuju ke Magelang pun membuat kerusuhan.

Awalnya, Bethel diperkenankan untuk melucuti senjata pasukan Jepang.

Dia juga diizinkan mengevakuasi 19.000 interniran Sekutu yang ada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.

Akan tetapi, ternyata pasukan Sekutu membelot dengan mempersenjatai para tawanan Jepang.

Pada 26 Oktober 1945, insiden pun pecah di Magelang, yang kemudian berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.

Orange Hotel di Surabaya, lokasi perobekan bendera Belanda ketika Pertempuran Surabaya.

Puncak pertempuran terjadi pada 20 November 1945, di Ambarawa antara pasukan TKR yang dipimin Mayor Sumarto dengan pasukan Inggris.

Aksi tembak-menembak dan pengeboman terus terjadi selama berhari-hari.

Kendati begitu, pada akhirnya pasukan TKR berhasil meluluhlantakkan pasukan Inggris pada 12 Desember 1945.

Pada akhirnya, pasukan Inggris yang sudah sangat terdesak bersedia meninggalkan Ambarawa dan mundur ke Semarang pada 15 Desember 1945.

Baca juga: Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir

Tentara Inggris tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby.

Kemudian, pada 27 Oktober 1945, tentara Inggris mulai menduduki gedung-gedung pemerintahan di Surabaya yang dijaga oleh rakyat dan para pemuda Indonesia.

Lebih lanjut, pada 29 Oktober 1945, atas permintaan Letjen Christison, Presiden Soekarno datang ke Surabaya untuk menghentikan pertempuran.

Pertemuan keduanya pun menghasilkan terjadinya gencatan senjata.

Akan tetapi, pada 31 Oktober 1945, tersiar kabar tentang hilangnya Brigjen Mallaby yang ternyata tewas terbunuh.

Sebagai tindak lanjut dari kabar tersebut, pihak Inggris, Mayir Jenderal Manserg, memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya pada 9 November 1945.

Namun, hingga tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi WIB, tidak ada seorang pun dari bangsa Indonesia yang menyerahkan diri.

Akibatnya, pertempuran pun pecah. Para pejuang Indonesia berusaha melawan Sekutu menggunakan senjata tradisional bambu runcing.

Setelah tiga pekan, pertempuran Surabaya pun mulai mereda pada 28 November 1945.

Pertempuran ini telah memakan korban jiwa dari pihak Indonesia sebanyak 20.000 orang, sedangkan dari pihak Sekutu sebanyak 1.500 orang.

Baca juga: Mohammad Toha, Tokoh Penting Peristiwa Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi tanggal 13 Oktober 1945, ketika pasukan Sekutu tiba di Kota Bandung dengan diboncengi oleh NICA.

Setibanya di Bandung, pasukan Sekutu langsung menguasai kota dengan alasan melucuti dan menawan tentara Jepang.

Kemudian, pada 27 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat Bandung segera meninggalkan area Bandung Utara, tetapi ultimatum itu tidak dihiraukan.

Sekutu yang mulai terdesak pun kembali mengeluarkan ultimatum kedua agar selambat-lambatnya pada 24 Maret 1946 pukul 24.00, pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung sejauh 11 kilometer.

Ultimatum ini lantas mendongkrak semangat perlawanan para pejuang Indonesia.

Pasukan Indonesia membuat strategi dengan merancang operasi bernama Bumi Hangus.

Begitu penduduk meninggalkan Bandung, operasi Bumi Hangus langsung dijalankan dengan membakar bangunan rumah atau gedung di Bandung.

Prasasti yang menjadi bukti terjadinya Pertempuran Medan Area

Dalam sekejap, Kota Bandung sudah diselimuti oleh asap gelap dan pemadaman listrik.

Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh tentara Indonesia untuk menyerang Sekutu secara bergerilya.

Baca juga: Pertempuran Medan Area: Latar Belakang, Konflik, dan Dampak

Pertempuran Medan Area terjadi tanggal 13 Oktober 1945 hingga April 1946, setelah tentara Sekutu yang dipimpin oleh TED Kelly mendarat di Medan.

Kedatangan Sekutu dan NICA ini memancing kemarahan warga Indonesia.

Terlebih, ketika salah satu anggota NICA disebut merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang digunakan oleh seorang pemuda Indonesia.

Menindaklanjuti hal ini, pada 13 Oktober 1945, barisan pemuda dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bertempur melawan Sekutu dan NICA.

Inggris kemudian mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia untuk segera menyerahkan senjata kepada Sekutu, tetapi lagi-lagi ultimatum itu tidak diindahkan.

Puncak pertempuran terjadi tanggal 10 Desember 1945, di mana Sekutu dan NICA menyerang Kota Medan secara habis-habisan.

Bulan April 1946, Sekutu sudah berhasil menguasai Kota Medan.

Baca juga: Kronologi Agresi Militer Belanda I

Setelah proklamasi kemerdekaan berlangsung, Indonesia masih dihantui oleh Belanda.

Belanda terus berusaha merebut kembali kemerdekaan dengan melakukan sejumlah serangan, salah satunya Agresi Militer Belanda I.

Agresi Militer Belanda I terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947, yang dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook.

Tujuan Agresi Militer Belanda I adalah membangkitkan perekonomian Belanda dengan cara menguasai kekayaan sumber daya alam Indonesia.

Target utama Belanda ialah Sumatera dan Jawa untuk menguasai sumber daya alam di sana.

Di Pulau Jawa, Belanda menyerang Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Indonesia mengirim pasukan Siliwangi untuk melawan tentara Belanda.

Salah satu strategi yang digunakan oleh pasukan Siliwangi adalah melakukan serangan gerilya pada sektor-sektor penting, seperti jalan-jalan penghubung, jalur logistik, dan pos Belanda.

Pada praktiknya, serangan gerilya pasukan Siliwangi di Jawa Barat berhasil mengalahkan usaha perkebunan yang menjadi sektor ekonomi penting bagi Belanda.

Agresi Militer Belanda I berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Renville pada 17 Januari 1947.

Baca juga: Mengapa Perjanjian Renville Merugikan Indonesia?

Belanda mengingkari perjanjian Renville dengan melancarkan serangan Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, di Yogyakarta.

Pada Minggu pagi 19 Desember 1948, Belanda mulai menyerang Kota Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota sementara Indonesia.

Belanda melakukan serangan udara mendadak yang membuat pasukan Indonesia kewalahan.

Hanya dalam waktu beberapa jam, sore hari pada tanggal yang sama, Yogyakarta sudah berhasil diambil alih oleh Belanda.

Setelah mendengar serangan mendadak tersebut, Panglima TNI Jenderal Sudirman memberikan perintah kilat melalui radio yang bertujuan untuk melawan musuh dengan cara perang rakyat semesta.

Maksudnya, para pasukan akan hijrah dengan cara long march ke wilayahnya masing-masing dan membentuk kekuatan.

Setelah kekuatan terbentuk, pertempuran dimulai antara pasukan Indonesia dan pasukan Belanda.

Agresi Militer Belanda II telah banyak memakan korban jiwa dan kerusakan besar bagi pihak Indonesia.

Saking besarnya, aksi penyerangan ini sampai terdengar ke kancah internasional, termasuk Amerika Serikat (AS).

Akibatnya, AS memutuskan untuk menghentikan bantuan dana kepada Belanda. AS dan PBB juga mendesak agar Belanda segera melakukan gencatan senjata dan menggelar perundingan damai.

Akhirnya, pada 7 Mei 1949, Agresi Militer Belanda II berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian Roem-Royen.

Baca juga: Hasil Konferensi Meja Bundar yang Tidak Dapat Direalisasikan Belanda

Akhir perang kemerdekaan Indonesia adalah penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949.

Sebelum penyerahan itu tercapai, Indonesia dan Belanda lebih dulu berunding dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus hingga 2 November 1949.

KMB dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Hatta.

Pada akhirnya, tanggal 2 November 1949, Indonesia dan Belanda berhasil mencapai kesepakatan dengan menandatangani persetujuan KMB.

Salah satu isi KMB adalah Belanda menyerahkan kedaulatan penuh kepada RI pada Desember 1949, tepatnya tanggal 27 Desember.

KOMPAS.com - Perang Kemerdekaan Indonesia terjadi sejak 1945 hingga 1949, yang menjadi puncak perjuangan bangsa Indonesia.

Meskipun sudah resmi merdeka sejak 17 Agustus 1945, masih banyak pihak yang belum bisa menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan Sekutu.

Akibatnya, pertempuran pun terjadi pada masa Revolusi Kemerdekaan yang memakan korban mencapai ribuan jiwa.

Baca juga: Dampak Negatif Konferensi Meja Bundar

Latar belakang terjadinya perang kemerdekaan Indonesia adalah keinginan Belanda dan Sekutu untuk kembali menguasai Nusantara.

Satu bulan setelah Indonesia dinyatakan merdeka, tepatnya tanggal 29 September 1945, Sekutu datang.

Sekutu yang dalam hal ini adalah Inggris, sudah membentuk satuan komando bernama SEAC mengirim pasukan mata-mata untuk melihat kondisi di Indonesia setelah kependudukan Jepang pada 1942 silam.

Rupanya, saat itu, Sekutu datang dengan diboncengi oleh NICA (Nederlands Indies Civil Adminstration), yaitu pemerintahan sipil Belanda yang bertujuan untuk kembali berkuasa di Indonesia.

Inggris yang ditugaskan ke Indonesia ternyata diam-dian sudah mengadakan perjanjian rahasia bersama Belanda yang disebut Civil Affair Agreement pada 24 Agustus 1945 silam.

Isi Civil Affair Agreement adalah tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.

Sekutu mendarat pertama kali di Tanjung Priok, yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison.

Awalnya, kedatangan Sekutu di Indonesia disambut dengan baik.

Namun, setelah mengetahui bahwa Sekutu datang dengan diboncengi NICA yang secara gamblang ingin kembali menegakkan kekuasaan di Indonesia, maka reaksi pihak Indonesia terhadap Sekutu berubah.

Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.

Suasana sekitar saat Pertempuran Ambarawa terjadi

Baca juga: Kronologi Pertempuran Surabaya

Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 Oktober 1945, ketika Sekutu yang dipimpin oleh Brigjen Bethel mendarat di Semarang.

Setelah itu, pasukan Sekutu yang sedang berjalan menuju ke Magelang pun membuat kerusuhan.

Awalnya, Bethel diperkenankan untuk melucuti senjata pasukan Jepang.

Dia juga diizinkan mengevakuasi 19.000 interniran Sekutu yang ada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.

Akan tetapi, ternyata pasukan Sekutu membelot dengan mempersenjatai para tawanan Jepang.

Pada 26 Oktober 1945, insiden pun pecah di Magelang, yang kemudian berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.

Orange Hotel di Surabaya, lokasi perobekan bendera Belanda ketika Pertempuran Surabaya.

Puncak pertempuran terjadi pada 20 November 1945, di Ambarawa antara pasukan TKR yang dipimin Mayor Sumarto dengan pasukan Inggris.

Aksi tembak-menembak dan pengeboman terus terjadi selama berhari-hari.

Kendati begitu, pada akhirnya pasukan TKR berhasil meluluhlantakkan pasukan Inggris pada 12 Desember 1945.

Pada akhirnya, pasukan Inggris yang sudah sangat terdesak bersedia meninggalkan Ambarawa dan mundur ke Semarang pada 15 Desember 1945.

Baca juga: Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir

Tentara Inggris tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby.

Kemudian, pada 27 Oktober 1945, tentara Inggris mulai menduduki gedung-gedung pemerintahan di Surabaya yang dijaga oleh rakyat dan para pemuda Indonesia.

Lebih lanjut, pada 29 Oktober 1945, atas permintaan Letjen Christison, Presiden Soekarno datang ke Surabaya untuk menghentikan pertempuran.